Sejak Muhammad Khirom terpilih sebagai Ketua Cabang Taekwondo Kota Surabaya periode 2010 – 2014 terjadi perubahan yang cukup signifikan. Salah satunya adalah pola pemilihan dan pembibitan atlet Pemusatan Pelatihan Cabang (Puslatcab), di mana pada periode sebelumnya pemilihan atlet terkesan tanpa dasar yang kuat.
Ini tidak berlaku bagi kepengurusan Taekwondo Surabaya di bawah komando peraih medali emas PON 2000 ini. Hanya berselang satu hari setelah resmi dilantik pada 4 Desember 2010, Khirom beserta jajarannya menggelar Piala KONI 2010 sekaligus menjadi ajang seleksi bagi penghuni Puslatcab dan juga tim Porprov Surabaya.
Dari Piala KONI 2010 ditetapkan juara di masing-masing kelas yang berhak mewakili Surabaya dalam ajang multievent Porprov III, sementara runner up atau juara dua menjadi penghuni Puslatcab.
Dari Piala KONI 2010 ditetapkan juara di masing-masing kelas yang berhak mewakili Surabaya dalam ajang multievent Porprov III, sementara runner up atau juara dua menjadi penghuni Puslatcab.
Tak hanya jajaran atlet yang mengalami perombakan, tim pelatih pun tak luput dari perhatian mantan pelatih Puslatda Jatim ini. Beberapa pelatih muda yang juga mantan atlet-atlet terbaik Surabaya masuk sebagai pelatih.
Terbukti kolaborasi pelatih-pelatih muda Surabaya memberikan hasil positif pada Kejuaraan Provinsi di Lumajang, Januari 2011. Kontingen Surabaya berhasil menduduki peringkat kedua dengan torehan 5 emas 2 perenggu meski hanya mengirim 8 atlet.
Selanjutnya berturut-turut kontingen Surabaya menorehkan prestasi 2 perak dan 3 perenggu dalam Kejuaran Nasional Piala Gubernur Jawa Tengah 2011, lalu pada puncaknya Taekwondo Surabaya sukses meraih 3 emas, 1 perak, dan 4 perenggu dalam Porprov III tahun 2011.
Usai gelaran Porprov tidak berarti usai pula prestasi Taekwondo Surabaya. Pada Kejuaraan Nasional Piala DANKOPHASKHAS 2011 yang di selenggarakan di Bandung, 21-23 September 2011, kontingen Surabaya yang mengirimkan 6 atlet dan 2 ofisial mempersembahkan 1 emas, 1 perak, dan 1 perenggu.
Kunci moncernya prestasi Taekwondo Surabaya dalam 1 tahun terakhir terletak pada sistem pembinaan yang transparan untuk penggurus, pelatih, maupun atlet baik dalam segi pemilihan atlet hingga pemberian bonus. Selain itu suasana kekeluargaan juga merupakan faktor yang tak kalah penting, selain sarana dan prasarana yang memadai.
Memang pada awal-awal masa kepengurusan Khirom beserta jajaran pengurusnya menekankan pada pengadaan sarana dan prasarana, sehingga atlet dapat berlatih dengan maksimal. Kini Puslatcab Surabaya menikmati fasilitas berlatih di salah satu pusat perbelanjaan di daerah bubutan yang dilengkapi dengan peralatan yang cukup layak.
Kini tim pelatih Puslatcab Surabaya sedang mempersiapkan diri untuk perombakan komposisi, atlet yang kurang maksimal akan digantikan dengan yang lebih layak dan memliki potensi untuk berprestasi. Selain juga untuk membentuk tim yang solid dengan obsesi mencapai target juara umum pada Porprov IV/2013 yang direncanakan di Madiun Raya.
Special thanks for my beloved coach, Andreas Marinakale
memang kalo sudah urusan "cabang" itu mulai main politik....
BalasHapushmm moga moga aja kita maen bersih :)
BalasHapushahaha
BalasHapuskesuksesan sebuah cabang olahraga memang dimulai dari kesadaran pengurus nya untuk benar2 memajukan olah raga itu...
BalasHapusjika pengurus sudah memiliki dedikasi yang tinggi maka sisa nya terletak pada kombinasi pelatih dan atlet..
ketika saya masih atlet,ada teman yang mengatakan...
ketika pelatih hebat,berpadu dengan atlet2 yang memiliki kemauan keras..
maka hasilnya adalah sebuah team yang luar biasa...
nice shoot sabeum :D
BalasHapus