Sabtu, 17 Desember 2011

Mata Petarung

ini adalah tulisan yang dipersembahkan oleh sahabat saya Achmad Zam Zam Aghazy. Dan mengapa saya memposting ulang? karena lewat tulisan inilah saya mulai memikirkan suatu obsesi. check this :

Tendangan-tendangan itu melayang di udara.
Tubuh-tubuh itu,merah dan biru,melesat-lesat.
Berputar,meloncat,berlari,terlempar,tertampar,terkapar,sujud.

292709_1893976351674_1309508372_31608075_7376448_n
Kejuaraan Porpov Jatim 2011 di Tulungagung

“Aku harus menang !”
Mungkin itulah kata-kata yang mengisi tiap-tiap hati para petarung itu.
Kesamaan tekad,beresonansi.Saling menggetarkan.

Kawan-kawanku itu,pria dan wanita yang rela tubuh mereka dibabak belurkan oleh latihan,bukanlah sekelompok orang pengecut.

Mereka tahu.Mereka cukup pintar untuk mengetahui segala resiko yang harus mereka peluk dan bawa.
Kakak kelas kami,juga pernah mengikuti pesta petarung semacam ini.
Dan berakhir dengan bergesernya beberapa tulang pinggang.Bahkan,jemarinya pernah remuk terkena tendangan.

Mereka tahu itu.

Mereka mengerti,ini bukan hanya pertaruhan beberapa tulang atau jemari.
Ini soal harga diri,ini soal mimpi.

Ya,seperti yang kita tahu,para pengambil resiko seperti itulah yang biasanya menang.
Tentu saja,apa kau tidak pernah melihat film Rambo ?
Tapi pada kenyataannya,mereka berguguran.
Terkalahkan.

Rambo memang hanya sebuah film.
Tapi kalau kau lihat mata mereka,para petarung itu,maka kujamin,tak akan pernah kau menemukan asa yang putus disana.

Menang tidak dilihat dari seberapa banyak kau menendang kepala orang bukan ?
Kalah bukanlah tentang bagaimana kita terkapar,iya kan ?

Proses.

Bagiku,mereka adalah pemenang.
Aku memang tak ikut bertarung,aku tidak terlalu cakap dalam hal membuat orang pingsan dengan telapak kaki.
Tapi,setidaknya aku dapat melihat banyak kemenangan hari ini.TOS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar